Minggu, 20 Desember 2009

Santri Aswaja Belajar Bahasa Asing



Berbicara mengenai pesantren salaf, orang sering beranggapan bahwa pesantren hanya mengajarkan ilmu agama seperti ilmu nahwu, shorof, kajian kitab salaf (kitab Kuning), fiqih, balaghoh, Qur’an hadist, dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tidak sedikit pesantren salaf yang memulai membekali keterampilan (soft skill) santri-santrinya untuk bekal tambahan mereka ketika berkarir dan terjun di masyarakat. Salah satu keterampilan yang juga penting dibelajarkan kepada santri yaitu mempelajari bahasa asing, seperti bahasa Arab, Inggris dan Jepang.

Kegiatan pembejaran keterampilan tiga bahasa asing itu dapat kita temui di pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah waljama’ah (Aswaja) di desa Banaran Sekaran, kecamatan Gunungpati Semarang. Semua santri Aswaja jumlahnya sekitar 200 santri. Sebanyak 95 % santrinya adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang dari berbagai macam jurusan.

Di Ponpes Durrotu Aswaja tersebut sudah mengadopsi kurikulum khusus untuk pembelajaran bahasa Asing yang diajarkan rutin hampir setiap hari. Pembelajaran bahasa asing dilakukan hampir setiap malam selama 1 jam, instansi khusus tersebut bernama Lembaga Bahasa Aswaja (LBA). Tentor yang mengajar yaitu santri Aswaja sendiri yang juga mahasiswa Unnes dari jurusan bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Jepang.

Pada minggu kemarin, LBA mengadakan kegiatan out door yang bertitel odol, singkatan dari kata out bound & do learning. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, di obyek wisata Goa Kreo, desa Talun Kacang Kandri Gunungpati Semarang.
Kegiatan odol kala itu mengangkat tema “surga dalam cerita”. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 50 santri. Dalam acara tersebut juga diadakan “studium general” yang mengangkat tema “let’s talk”, kegiatan studium general ini bertujuan memberikan motivasi kepada para peserta odol untuk mau, berani dan terbiasa berbicara memakai bahasa asing.

Studium general ini mengundang dua pembicara. Pertama Miss Iwata Yoko, beliau adalah orang Jepang asli yang sekarang berprofesi sebagai dosen bahasa jepang di Unnes. Pembicara kedua adalah Prof Dr rasdi Ekosiswoyo MSc, beliau adalah mantan rektor Unnes yang juga pernah kuliah selama 2 tahun di Amerika.

Selama mengikuti acara odol di kompleks wisata Goa Kreo, kebanyakan peserta merasa senang. Selain belajar bahasa asing, peserta juga disuguhi pemandangan alam yang indah di objek wisata Goa Kreo. Sungguh menyenangkan.


(Tulisan di atas pernah dimuat di koran Suara Merdeka pada Minggu, 3 Januari 2010)



Muhammad Noor Ahsin
Santri Ponpes Durrotu Aswaja
Redaktur Tabloid Nuansa Unnes
Pegiat Komunitas Harmoni Semarang