Profil Sidiq Ranu Wldjaya Unnes
Ketekunan dan kerja keras mengantarkan UKM ketoprak Unnes yang dimotori Sidiq Ranu Widjaya dkk menyabet juara 1 dalam festival Lomba Ketoprak yang diadakan dinas pariwisata Semarang tahun 2008. Kebahagiaanya semakin lengkap ketika dia dinobatkan sebagai The Best Performance dalam acara yang diikuti oleh banyak Group ketoprak mapan di kota Atlas.
Pria kelahiran grobogan itu memang merasakan ada ketertarikan dengan dunia Ketoprak semenjak SMP. Waktu itu ketika perpisahan sekolah saya dan teman-taman memainkan peran drama bernuansa ketoprak. Ketika SMA, walaupun di sekolahnya tidak ada ekstra kesenian khususnya ketoprak, itu tidak menyurutkan kesukaannya terhadap dunia ketoprak. Buktinya, pernah suatu ketika di pendopo kabupaten Grobogan dia mementaskan Ketoprak bersama teman-teman SMA.
Setelah SMA, pria yang yang bertubuh besar ini kuliah di Unnes mengambil jurusan bahasa jawa. Kecintaanya terhadap kesenian Jawa semakin besar ketika mendapatkan tempat berekspresi di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian jawa. Tidak tanggung- tanggung, selama ini dia aktif di 5 UKM Seni. Diantaranya UKM Ketoprak, Karawitan, Panembromo, Tari Kasik, dan tari Kreasi. Disamping itu dia juga aktif di Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurusan Bahasa jawa sebagai Koordinator Badan semi Otonom (BSO) Kridamadu. Semacam badan yang mewadahi aktivitas mahasiswa dalam bidang kesenian dan budaya jawa.
Aktivitas dalam bidang berorganisasi dan berkesenian Ranu, memang banyak. Untuk menyalurkan hobinya dalam berkesenian, dia harus mengatur waktu antara berorganisasi dan kuliah. Kebanyakan latihan itu waktunya sore dan malam hari. Itu pun kadang sampai larut malam. Di sela- sela latihan pun terkadang kusempatkan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah. Bagi dia kuliah tetap nomor satu.
Dia meyakini bahwa kegiatan yang dia geluti tersebut kelak pasti akan bermanfaat bagi dirinya setelah kuliah. Ranu merasa masih ingin terus belajar dan berproses untuk lebih baik lagi.
Jika mencermati masyarakat dan generasi muda yang cenderung acuh terhadap budaya jawa, Ranu merasa prihatin. jika tidak ada yang merasa bangga berbudaya jawa, maka lama-kelamaan budaya jawa akan terkikis oleh budaya luar yang lebih modernis dan disukai masyarakat. Disamping itu, diakui atau tidak sekarang ini seni tradisi untuk go publik sangat sulit sekali. Selain besifat tradisional, ketenarannya kalah dengan pentas glamor seperti band dan sebagainya.
Saya teringat pesan Presiden soekarno, bangsa ini tidak akan pernah runtuh bila masyarakat sudah menyatu dengan jati diri bangsa. Ini artinya segala bentuk kemajuan bangsa menyangkut ekonomi, pembangunan, pendidikan dan sebagainya hendaknya jangan meninggalkan tradisi bangsa.
Harapannya, masyarakat jawa yang sekarang bisa dikatakan modern mulai berpikir dan merasakan bahwa pembangunan bangsa di segala bidang harus menempatkan kearifan lokal budaya daerah sebagai jati diri bangsa.
(Tulisan ini pernah dimuat di tabloid Nuansa Unnes 2009)
Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar