Selasa, 23 September 2008

Nuansa Ilmiah di Ponpes Aswaja

Gebyar haflah akhirussananah hampir mencapai titik klimaks. Pada bulan juli, tepatnya tanggal 14, seperti biasa, selasa pagi itu halaman pondokku selalu di penuhi deretan kuda besi yang berjajar rapi. Jika dihitung, empat puluh motor yang sebagian besar buatan negeri matahari terbit, setiap pagi hampir pasti ada. Entahlah, jika dipikirkan seperti dealer motor saja halaman pondokku ini.

Setelah menjalani aktivitas rutin ngaji bandungan, lalu-lalang santri banyak terlihat di jalan menuju lorong belakang. Walaupun hari itu libur, karena kuliah juga sedang tidak ada dan masa semester genap unnes juga sudah habis, beberapa kange terlihat banyak yang beraktivitas. Ketika aku masuk kamar ali bin abi tholib, suasana asri terasa di hatiku. Suasana kamar itu bersih, hijau, dan menarik pandanganku. Tidak seperti biasanya, ada nuansa baru yang kurasakan. Maklum saja hari-hari sebelumnya, panitia haflah sedang mengadakan perlombaan kebersihan masing-masing kamar. Kerja keras untuk membersihkan kamar dengan senag hati dikerjakan. Akhirnya, Jerih payah yang dilakukan anggota kamar pun terbalas. Panitia mengumunkan kamar ali menjadi juara ketiga, setelah kamar abu nawas dan kamar umar bin khotob. Aku pun ikut merasa senang. Karena dahulu aku juga anggota kamar ali.
Setelah masuk kedalam, kulihat seorang santri dengan pakaian kotak-kotak warna hijau tengah asyik dengan sebuah laptop merk acer. Disampinnya ku lihat tumpukan vcd yang baru saja di beri cover. Aku pun mendekatinya, dengan sedikit nyantai, aku pun melontarkan sebuah sapaan,
“ lagi lapo kang yasin, kok sampeyan sibuk banget,”
” iki lagi persiapan pameran sesok neng unisula,” jawabnya lirih.

Selasa pagi itu, dia memang sedang persiapan untuk pameran PKMK dalam acara PIMNAS di unisula. Ya, yasin yusuf kepanjangan namanya. Dia adalah mahasiswa jurusan pendidikan matematika semester delapan yang juga ketua UKM Penelitian Unnes. Jika kuamati dia adalah santri pondok yang berprestasi. Bayangkan saja, dua kali berturut-turut dia lolos pimnas. Tahun kemarin dia ikut memperkuat tim unnes di universitas lampung (Unila). Sekarang dia juga lolos ke pimnas di unisula yang akan diadakan besok. Mungkin dia tadi masih persiapan untuk event besok. Sebelunnya empat proposal PKMnya juga lolos seleksi dan didanai Dikti. Yang masing-masing didanai sebesar enam juta.

Selain dia, di pondokku juga ada banyak orang berbakat. Tahun 2008 ini saja ada enam orang yang akan memperkuat Tim Pimnas Unnes. Sebut saja, ali murtadho dari jurusan matematika, m badrus siroj dari jurusan pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, kemarin, empat PKMnya juga berhasil disetujui Dikti untuk didanai yang salah satunya lolos Pimnas. Selai itu ada mbak umi aulia, si ti ahsinul A dan nbak lina soimatun.

Pada hari Sabtu (11/07) kang yasin dan timnya sangat senang. Betapa tidak. Karyanya yang akan berlaga di Pimnas masuk Koran Suara Merdeka. Umi yang jadi ketua tim diwawancari oleh wartawan. Dengan modal itu dia yakin nanti akan bisa meraih emas di pimnas. Karena dia diuntungkan dengan publikasi gratis yang dilakukan oleh suara merdeka.

Kalau melihat anak berbakat lainnya selain dia juga banyak. Ada Muntohar dari kamar F yang kemarin jadi MAPRES 1 Fakultas Ilmu social. Dan juga kelompoknya mba Risti kemarin yang jadi juara 1 bidang seni tingkat universitas. Walaupun basic santri itu biasanya hanya pintar seputar agama. Kalau di aswaja memang beda. Walaupun terbentur banyak kegiatan kampus dan kegiatan pondok yang ketat. Nyatanya dengan fadhol Allah santri Aswaja bisa berprestasi di di kampus dan di pondok.

Selain kegiatan ilmiah, dibidang kegiatan organisasi juga banya. Hamper disetiap UKM dan Lembaga kemahasiswaan di Unnes, seperti Hima, bem Fakultas maupun Bem universitas, bisa dipastikan ada anak pondok. Berbagai jabatan strategis juga kebanyakan bisa diraih oleh anak pondok. Kalau disebutkan satu-satu mungkin nggak muat.

Dari modal tersebut, relasi dengan pihak luar dan dalam kampus tetap tercover. Informasi apapun juga mudah menyebar.
Di Aswaja. Kalau ku ibaratkan adalah sebuah miniature masyarakat. Didalamnya kita dapat menemukan berbagai macam karakter orang yang unik. Kebanyakan mereka mempunyai kelebihan yang berbeda. Sehingga kalai ada kegiatan atau yang lai-lain bisa saling mengisi dan saling melengkapi.

Joglo Unnes. 15 Juli 2008