Rabu, 15 April 2009

Mengisi Liburan ke Pulau Panjang




Menjelang pesta demokrasi Indonesia, pada tanggal 9 april 2009 kemarin, sebagian besar berbagai macam instansi, baik negeri atau swasta meliburkan banyak karyawannya sampai hari Minggu (12/4). Hal itu tak lain yaitu untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang memenuhi syarat, untuk ikut memberikan suaranya dengan mencontreng. Paling tidak, setelah hari pencontrengan, ada waktu selama tiga hari untuk berlibur sejenak dari aktivitas rutin.

Bagi sebagian orang, waktu libur merupakan hari yang sangat menyenangkan. Setelah hari pencontrengan, banyak orang memanfaatkan hari libur untuk berbagai aktivitas. Waktu luang tersebut biasanya dimanfaatkan orang untuk mengisinya dengan bermacam kegiatan. Semisal bisa digunakan untuk bercengkerama dengan keluarga, jalan-jalan, refresing, bermain, berbisnis, bekerja, dan sebagainya.

Bagi kami, setelah beberapa pekan sibuk dengan aktivitas kampus di salah satu Universitas Negeri di semarang, hari libur tersebut kami manfaatkan dengan bersilaturahmi ke rumah teman-teman. Pada hari Jumat (10/4), sebanyak 16 orang, kami berangkat dengan mengunjungi kota Kudus dan Jepara. Ketika silaturahmi sampai di rumah teman yang ada di Jepara, sekitar pukul 15.00 WIB kami diajak oleh salah seorang teman pergi jalan-jalan ke pantai Tirta Samudra atau orang biasa sebut dengan pantai Bandengan.

Setelah perjalanan beberapa menit, rombongan pun sampai di pantai bandengan. Kami pun berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan di pantai bandengan yang eksotis. Sore itu, orang yang berkunjung di sana lumayan banyak. Ada yang sekadar nonton di pinggir pantai, mandi di pantai,berselancar dengan motocros, berfoto dengan teman-temannya, dan banyak juga yang berenang. Bagi yang mau berenang, di pinggir pantai pun ada jasa penyewaan ban karet untuk latihan berenang.

Setelah kami puas bermain air dan menikmati pemandangan pantai bandengan, salah satu teman kami yang asli Jepara mengajak untuk mengunjungi pulau Panjang. Katanya, di pulau tersebut pemandangan alamnya sangat indah. Kami pun jadi tertarik. Kami satu rombongan sekitar 16 orang lalu menyewa satu buah perahu untuk mengangkut kami kesana. Biaya perjalanan ke pulau Panjang pergi pulang (PP) hanya Rp.10.000,00. Mungkin harga segitu lumrah dan tidak begitu mahal.

Perjalanan dari pantai bandengan ke pulau panjang kurang lebih memakan waktu sekitar 15 menit. Ketika perjalanan dengan kapal di tengah laut, kami disuguhi banyak pemandangan yang indah. Burung-burung laut berterbangan di atas kami. Di tengah laut kami juga melihat ada semacam kayu-kayu yang dirancang sedemikian rupa, sehingga membentuk seperti sebuah rakitan. Tempat tersebut dibuat oleh para nelayan untuk mencari penghidupan dengan menjaring ikan di tengah laut. Nelayan yang tinggal di situ, sering disebut dengan nelayan bagan. Mereka mencari ikan jika hari sudah gelap.

Sesampai di pulau panjang, kami pun menyempatkan berjalan-jalan menikmati pemandangan di pulau mungil tersebut. Di dalamnya ada banyak spesies burung laut seperti burung blekok, dan banyak butung lain yang unik. Pemandangan di sana juga indah dengan hamparan pasir putihnya. Setelah puas menikmati keindahan panorama pulau panjang, kami pun menyempatkan untuk bermain-main di pantai pulau panjang, sambil sesekali berfoto di sana. Setelah hari hampir petang, sekitar pukul 17.30 WIB, kami pun kembali pulang ke pantai bandengan dari pulau panjang dengan naik kapal yang kami sewa.

Di tengah laut, ketika menghadap arah barat, kami melihat proses tenggelamnya matahari. Kebanyakan orang menyebutnya dengan Sunset. Sungguh indah, warna langit merah jingga dipadukan dengan birunya laut dan beberapa burung yang bertebangan membuat kami terpana. Wow.. sangat menakjubkan. Kemudian, setelah hari gelap kami pun pulang dengan perasaan puas dan senang. Sungguh senang mengisi liburan dengan bersilaturahmi dan menikmati indahnya panorama pulau Panjang yang eksotis dan menawan.

(Tulisan di atas pernah dimuat di Koran Suara Merdeka, Rubrik BLOG Print pada hari Minggu, 19 April 2009)

Muhammad Noor Ahsin
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang.