Minggu, 29 Maret 2009

Menelisik Fakta-Fakta Unik


Resensi Buku

Pernakah anda menduga bahwa tembok besar cina adalah satu-satunya benda buatan manusia yang dapat dilihat dari permukaan bulan? Atau ada kisah terbunuhnya 1.200 orang tentara Turki hanya gara-gara batuk sang jenderal Napoleon Bonaparte? Lalu, apakah anda mengira bahwa banyak penemuan-penemuan penting dunia ini berasal dari ketidaksengajaan. Mungkin anda tidak menyangka ada perkalian yang sangat unik yakni 111.111.111 x 111.111.111= 12.345.678.987.654.321. Serta tahukah Anda bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan Presiden RI ke-6, tapi ke-8?

Fakta- fakta diatas mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran anda, karena memang fakta-fakta tersebut tak diajarkan di bangku sekolah. Tapi jangan khawatir anda akan mengetahui banyak fakta-fakta unik dalam buku ini. buku karya Tegar Satria ini sungguh memberikan banyak inspirasi. Pikiran pembaca akan digiring meyelami suasana fakta-fakta unik dari berbagai negara di belahan dunia.

Kisah mengenai SBY sebagai presiden ke-6 itu adalah salah. Telah terjadi kekeliruan sejarah pada tulisan yang disampaikan di berbagai media massa bahwa SBY adalah presiden ke-6 Republik Indonesia (RI). Anggapan umum bahwa tokoh yang pernah menjadi presiden RI berturut-turut Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan kini SBY.

Padahal ada dua tokoh yang terlewat, yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Keduanya tidak disebut, bisa karena alpa, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin adalah pemimpin pemerintahan darurat Republik Indonesia (1948) ketika Soekarno dan Hatta ditangkap belanda pada awal agresi militer kedua. sedangkan Assaat adalah presiden RI saat Rpublik menjadi bagian dai Republik Indonesia Serikat (1949).

Kemudian disuguhkan juga kisah tentang sebuah nilai kerja keras dan kejadian unik. Kita juga dapat mengambil banyak hikmah dari peristiwa yang ada dalam buku ini. Semisal, sebuah keputusan dalam hidup, bisa jadi mengubah sejarah. Ada kisah tentang Sang jenderal berusia muda, sekitar 25 tahun Saat itu ia dipecat dari dinas militer, ia merasa sangat malu, putus asa, ditambah tak punya apa-apa. Karena itu ia berniat mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari saebuah jembatan. Namun, sebelum itu terjadi, seorang temannya berhasil mencegah dan menasehatinya. Setahun setelah kejadian itu, si pemuda yang tak jadi bunuh diri telah berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya dan bahkan sudah kembalui meniti karirnya kembali ke dunia militer.

Tak lama, ia bahkan dinobatkan saebagai jenderal termuda dalam sejarah militer Perancis. Dengan kepercayaan dirinya, ia telah berhasil memenangkan sejumlah peperangan, bahkan ketika prajuritnya saedang dilanda kelaparan. Saejarah mencatat dia pernah berhasil menakhlukkan seluruh eropa daratan dan kini saemua mengenalnya dengan sang jenderal Napoleon Bonaparte.

Dalam hidupnya ia juga pernah membuat sejarah unik. Kala itu sang jenderal legendaris, Napoleon Bonaparte, saat berperang di timur tengah pada tahun 1799 bermaksud akan melepaskan 1200 tentara turki yang berhasil di tawan perancis ketika mereka berhasil merebut Jaffa.

Saat itu Napoleon sedang terserang Influenza. Maka, ketika menginspeksi pasukan, ia sering terbatuk-batuk. Karena penyakit itu, ia kemudian mengumpat “Ma sacre toux” yang artinya “batuk sialan”. Tapi, perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderl mengatakan “Massacrez Tous” yang artinya “Bunuh Semua”. Akibatnya, seluruh 1200 orang tawanan turki itu dibunuh hanya karena batuk sang jenderal. Kisah tersebut adalah fakta.

Lalu ada kisah penemuan-penemuan penting dunia yang berawal dari ketidaksengajaan. Bahkan, kadang hanya karena hal yang sangat sepele, misalnya menyenggol satu benda tertentu di laboratorium, jadilah sebuah penemuan yang mengubah dunia. Hal itu rupanya yang terjadi pada penemuan ban karet untuk kendaraan. Jika kita lihat sekarang, balapan motor atau mobil sangat ditentukan oleh kualitas ban yang dipakai, selain berbagai faktor lain. Padahal, ternyata, untuk menemukan ban karet yang berkualitas, dulu sangat sulit. Saebab, karet sebagai bahan dasar pembuatan ban, dahulu jika bertemu dengan sesuatu yang panas mudah meleleh. Namun, jika menyatu dengan hal yang dingin sangat rapuh.

Berbagai hal lantas dilakukan untuk menstabilkan materi karet sehingga bisa dimanfaatkan untuk bearbagai penggunaan. Salah satu yang mencoba melakukan aneka percobaan ini bernama Charles Good-Year. Ia berupaya dengan segala macam cara untuk membuat karet lebih lebih tahan terhadap panas dan dingin sekaligus. Namun, seperti juga ilmuan lain yang juga sudah mencoba sebelumnya, hasil yang diperolehnya pun masih kurang sempurna.

Ketika beristirahat, Good-Year tidak sengaja menjatuhkan segumpal karet dan semacam zat sulfur dalam kompor yang panas secara bersamaan. Dan, rupanya, itulaha jawaban yang dicari selama ini. karet yang terjatuh dalam kompor itu rupanya bereaksi dengan sulfur dan jadi lebih tahan panas. Bahkan, setelah diuji coba, karet itu pun jadi tahan dingin. Ketidaksengajaan inilah yang kemudian terus dikembangkan Goodyear hingga bisa diolah jadi ban karet sampai sekarang.

Ada juga kisah fakta lain. Dahulu semisal kita ditanya dimana tempat terkering di dunia? Orang sering menyebut gurun sahara sebagai tempat terkering di dunia, benarkah? Ternyata pernyataan bahwa gurun sahara merupakan gurun terkering di dunia salah. Lalu jawabannya apa? Jawabannya, silahkan anda temukan dengan membaca buku terbitan Shira Media ini.

Selain itu, dalam buku ini juga dikisahkan banyak kisah unik lain. Seperti Kisah lambang @ pada E-mail, kisah inovasi cara mendeteksi sidik jari, robot pemecah rekor jalan cepat, kisah tentang petualangan Marco Polo, fakta unik internet dan banyak kisah unik lainnya yang bisa anda dapatkan dengan membaca buku tersebut.

Kalau boleh dibilang, buku yang ditulis oleh Tegar Satria merupakan buku ringan yang cocok dibaca oleh siapapun yang ingin menambah. Entah itu pelajar, pedagang, guru, dosen, dokter dan sebagainya. Penulis menceritakan setiap kejadian dengan bahasa yang enak dan mudah dipahami. Sayangnya, dalam buku ini penulis tidak menyertakan daftar pustaka sebagai bahan rujukan pembuatan buku. Selamat membaca.


Resensi Buku

Judul Buku : Unik Tapi Fakta Aneh Tapi Nyata
Penulis : Tegar Satria
Penerbit : Shira Media
Cetakan :Pertama, Oktober 2008
Tebal Buku : 180 Halaman



Muhammad Noor Ahsin

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang.

Bergumul Dengan Komunitas di Kampus Unnes

Unnes kaya akan komunitas. Mulai dari komunitas teater, diskusi, pencinta motor, sampai seni rupa. Jika ingin menyalurkan hobi, menghilangkan kepenatan seusai kuliah, atau sekadar mengisi waktu luang, tak ada salahnya Anda bergabung dalam komunitas.

Jadwal kuliah tidak teratur seperti di SMA. Saat SMA kita terbiasa dengan jadwal rutin datang ke sekolah pukul 07.00 dan pulang setelah pukul 13.00. Karena jadwal yang berbeda seperti saat SMA, mahasiswa baru hendaknya dapat beradaptasi agar terbiasa dengan jadwal perkuliahan.

Sejak Unnes meluncurkan Sistem Akademik Terpadu atau Sikadu, mahasiswa diberi kebebasan untuk menentukan jadwal secara on-line. Kita bisa memilih jadwal pagi, siang, ataupun sore hari. Dalam seminggu, paling tidak mahasiswa menghabiskan 5 hari untuk aktivitas perkuliahan. Dalam sehari kita mengikuti perkuliahan tatap muka rata-rata 2-3 jam.

Banyaknya waktu luang yang tersedia dapat diisi dengan mengerjakan tugas kuliah, mencari referensi di perpustakaan, berorganisasi, browsing internet, nonton film, hingga nongkrong bersama teman di warung nasi kucing atau kafe.
Tak hanya itu, bagi yang memiliki hobi dapat menyalurkan kreativitasnya di unit kegiatan mahasiswa atau UKM. Namun, bila UKM tak mampu mengakomodasi hal ini, komunitas bisa menjadi alternatif untuk menyalurkan kreativitas mahasiswa.
Unnes memiliki banyak komunitas. Mulai dari komunitas teater, diskusi, pencinta motor, sampai seni rupa. Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang para anggotanya memiliki kesamaan maksud. Biasanya mereka berkumpul karena memiliki hobi yang sama.

SEPERTI hari-hari sebelumnya, Kamis malam itu suasana perempatan Unnes tampak ramai. Deru mobil dan motor pengguna jalan berlalu lalang.
Di sebelah bengkel dekat Simpang-empat, beberapa orang sedang berkumpul. Deretan motor vespa berjajar rapi menghadap ke timur. Mereka adalah anggota komunitas pencinta Vespa, Unnes Vespa Owners atau UVO. Di tempat tersebut biasanya Budi Darmawan atau yang akrab dipanggil Bubu, Ketua UVO, berkumpul bersama temannya-temannya sesama anggota komunitas.
“Jadwal tongkrong komunitas kami tidak rutin tiap hari. Tapi jadwal wajib kumpulnya setiap malam Jumat mulai jam 9 malam sampai pagi,” tutur Bubu. Selain biasa berkumpul di Simpang-empat, UVO juga mempunyai base camp di Jalan Legoksari, Patemon.

Kegiatan yang dilakukan tidak hanya nongkrong dan ngobrol. UVO juga mengadakan kegiatan sosial. “Pada bulan puasa tahun 2007 kami mengadakan buka bersama di panti asuhan di daerah Kecamatan Gunungpati,” papar Bubu.
Komunitas yang terbentuk sejak 2001 ini kini mempunyai anggota resmi sekitar 30 orang. Seperti namanya, Unnes Vespa Owners, syarat utama menjadi anggota komunitas adalah harus mempunyai vespa.

UVO sering mengadakan touring. Mereka juga pernah mengikuti kontes vespa di Surabaya pada 2004. Tak hanya itu, berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, dan Banjar Patroman, Jawa Barat, pernah mereka sambangi. UVO juga pernah melanglang buana ke Aceh, yaitu saat mengikuti festival Nol Kilometer.
Selain komunitas pencinta vespa, ada juga komunitas pencinta Mio. Namanya Mio-Mio Unnes atau Mimi’s. Tiap Kamis sore mereka berkumpul di depan BNI, Simpang-empat Unnes. Kini Mimi’s memiliki 20 anggota aktif.

Selain nongkrong dan touring, Mimi’s juga pernah mengikuti kontes pencinta Mio. Pada Jambore Nasional Mio ke-2, 19-20 April 2008 di Kendal, Mimi’s berhasil meraih prestasi dalam lomba free style. “Tanpa kami duga dapat juara II dan menggondol sebuah piala,” tutur Kavi, mahasiswa Bahasa Jawa yang juga anggota Mimi’s.
Selain UVO dan Mimi’s, ada juga komunitas pencinta motor lainnya. Sebut saja komunitas pencinta Mega-pro KOMPRES dan Komunitas Grand. Umumnya mereka kerap nongkrong bersama di jalanan sekitar Unnes.

YANG suka berdiskusi bisa bergabung dengan Komunitas Shovel. “Kan nggak ngeh kalau mahasiswa hanya kuliah dan kos saja tanpa menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat,“ ujar Chabib Duta Hapsoro, koordinator Shovel.
Para anggota komunitas suka mendiskusikan kajian budaya populer atau cultural studies. Diskusi biasanya tak jauh-jauh dari segala kebudayaan populer yang sedang in di dunia anak muda. Mereka menelisik, menganalisis, merangkum hasil diskusi, lalu menyebarkannya lewat buletin.

Baru-baru ini Shovel mengadakan pemutaran film tiap minggu. “Kebetulan kami punya hobi sama, yaitu nonton film. Film juga termasuk produk kebudayaan populer,” tutur Chabib. Film yang pernah diputar, antara lain the Bourne Ultimatum dan Pentagon Papers.

KARYA dan pemikiran anggota komunitas tak dapat diremehkan. Sebut saja Kos To Kos Project atau KtoK Project dan Teater Sangkur Timur.
KtoK Project yang sejak 24 Desember 2006 menjelma menjadi Byar Creativity Industry membuat proyek pameran seni mandiri secara rutin. Pameran ini memanfaatkan rumah kos atau kontrakan mahasiswa sebagai ruang pamer. Rumah kos dipilih karena agar pameran mereka dapat dinikmati mahasiswa dan menekan biaya yang harus dikeluarkan.
Proyek pertama berlangsung pada 13 Desember 2006 dan dinamai KtoK # 1. Tak kurang 50 mahasiswa ikut serta dalam proyek ini. Proyek ini kemudian berlanjut KtoK # 2. Saat proyek KtoK berakhir dengan terlaksananya Ktok # 5 di penghujung tahun 2007, peran Byar semakin penting.

Anggota komunitas ini juga aktif mengikuti pemeran-pameran seni. Di antaranya dalam Festival Tanda Kota di Galeri Cipta II TIM di Jakarta dan Pameran Biennale Jogja IX tahun lalu.

Serupa dengan KtoK Project yang memilih menjadi komunitas, Teater Sangkur Timur tak jauh berbeda. Komunitas ini berdiri pada 16 Maret 2002 dengan nama Sangkur Timur TOLGTA atau Teater Orasi Lepas Gerakan Tanpa Antusias. Atau lebih dikenal dengan nama tenar “Sangkur Timur”. Hingga kini Sangkur Timur telah menampilkan pertunjukan dari satu panggung ke panggung pertunjukan, baik di dalam maupun di luar kampus.

KOMUNITAS tidak mendapat asupan dana dari universitas. Jadi, dalam berkegiatan mereka harus merogoh kocek sendiri. Karena memilih untuk menjadi independen, masalah dana jelas sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup komunitas.
Berbagai cara ditempuh untuk dapat bertahan. Untuk membiayai kegiatan, tiap anggota Shovel beriuran rutin Rp 20 ribu per bulan. Karena harus merogoh kocek sendiri, Shovel berusaha mencari partner atau rekanan yang bisa membantu. Shovel juga menjalin link dengan Importal, komunitas film mahasiswa Undip.

Pengalaman bertahan dengan dana sendiri tak selamanya berjalan mulus. “Kita melakukan fund rising di Semarang, gagal. Di Indonesia juga gagal. Akhirnya mencari alternatif ke luar negeri. Lalu kita dapat bantuan dari yayasan di belanda, HI-VOS,” kata Ridho, salah satu penggagas KtoK Project.“Untungnya kami mendapatkan sponsor, juga dari pemasukan tiket yang terjual setiap pertunjukan. Ya untuk ganti biaya produksi,” kata Daryat, Ketua Sangkur Timur saat ini.


Muhammad Noor Ahsin
Reporter Tabloid Nuansa Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Santri Ponpes Durrotu Aswaja
Semarang.

Nguri-Nguri Budaya jawa

Profil Sidiq Ranu Wldjaya Unnes


Ketekunan dan kerja keras mengantarkan UKM ketoprak Unnes yang dimotori Sidiq Ranu Widjaya dkk menyabet juara 1 dalam festival Lomba Ketoprak yang diadakan dinas pariwisata Semarang tahun 2008. Kebahagiaanya semakin lengkap ketika dia dinobatkan sebagai The Best Performance dalam acara yang diikuti oleh banyak Group ketoprak mapan di kota Atlas.

Pria kelahiran grobogan itu memang merasakan ada ketertarikan dengan dunia Ketoprak semenjak SMP. Waktu itu ketika perpisahan sekolah saya dan teman-taman memainkan peran drama bernuansa ketoprak. Ketika SMA, walaupun di sekolahnya tidak ada ekstra kesenian khususnya ketoprak, itu tidak menyurutkan kesukaannya terhadap dunia ketoprak. Buktinya, pernah suatu ketika di pendopo kabupaten Grobogan dia mementaskan Ketoprak bersama teman-teman SMA.

Setelah SMA, pria yang yang bertubuh besar ini kuliah di Unnes mengambil jurusan bahasa jawa. Kecintaanya terhadap kesenian Jawa semakin besar ketika mendapatkan tempat berekspresi di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian jawa. Tidak tanggung- tanggung, selama ini dia aktif di 5 UKM Seni. Diantaranya UKM Ketoprak, Karawitan, Panembromo, Tari Kasik, dan tari Kreasi. Disamping itu dia juga aktif di Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurusan Bahasa jawa sebagai Koordinator Badan semi Otonom (BSO) Kridamadu. Semacam badan yang mewadahi aktivitas mahasiswa dalam bidang kesenian dan budaya jawa.

Aktivitas dalam bidang berorganisasi dan berkesenian Ranu, memang banyak. Untuk menyalurkan hobinya dalam berkesenian, dia harus mengatur waktu antara berorganisasi dan kuliah. Kebanyakan latihan itu waktunya sore dan malam hari. Itu pun kadang sampai larut malam. Di sela- sela latihan pun terkadang kusempatkan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah. Bagi dia kuliah tetap nomor satu.

Dia meyakini bahwa kegiatan yang dia geluti tersebut kelak pasti akan bermanfaat bagi dirinya setelah kuliah. Ranu merasa masih ingin terus belajar dan berproses untuk lebih baik lagi.

Jika mencermati masyarakat dan generasi muda yang cenderung acuh terhadap budaya jawa, Ranu merasa prihatin. jika tidak ada yang merasa bangga berbudaya jawa, maka lama-kelamaan budaya jawa akan terkikis oleh budaya luar yang lebih modernis dan disukai masyarakat. Disamping itu, diakui atau tidak sekarang ini seni tradisi untuk go publik sangat sulit sekali. Selain besifat tradisional, ketenarannya kalah dengan pentas glamor seperti band dan sebagainya.

Saya teringat pesan Presiden soekarno, bangsa ini tidak akan pernah runtuh bila masyarakat sudah menyatu dengan jati diri bangsa. Ini artinya segala bentuk kemajuan bangsa menyangkut ekonomi, pembangunan, pendidikan dan sebagainya hendaknya jangan meninggalkan tradisi bangsa.

Harapannya, masyarakat jawa yang sekarang bisa dikatakan modern mulai berpikir dan merasakan bahwa pembangunan bangsa di segala bidang harus menempatkan kearifan lokal budaya daerah sebagai jati diri bangsa.

(Tulisan ini pernah dimuat di tabloid Nuansa Unnes 2009)


Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang

Kado Sederhana Untuk Kang Aldi

Intervensi Rektorat Terhadap BEMU Unnes




Campur tangan Rektorat terhadap BEMU yang dirasa terlalu jauh,
sempat sebabkan hubungan mereka tidak harmonis.

Dalam tataran lembaga kemahasiswaan, BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas) Unnes merupakan wadah organisasi mahasiswa paling bergengsi di kampus. Di tempat tersebutlah sang Presiden mahasiswa bersama segenap jajarannya berkiprah menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya. Kurang lebih selama setahun, berbagai program kerja yang sudah ditetapkan mau tak mau harus dilaksanakan.

Pada kepengurusan BEMU tahun 2008 ada banyak dinamika yang terjadi seputar kegiatan kemahasiswaan. Selain harus melaksanakan agenda kegiatan yang harus dilaksanakan, BEMU juga berusaha untuk mengadvokasi segala permasalahan yang terjadi pada mahasiswa. Berbagai kebijakan dari rektorat yang dirasa tidak populer dan tidak memihak kepada mahasiswa kami kritisi, ungkap Geri, selaku presiden mahasiswa Unnes.

Dia mencontohkan beberapa kebijakan rektorat yang dirasa kurang bijak. Pada intinya ada banyak, tapi secara umum ada empat kebijakan rektorat yang kami rasa tidak bijak. Pertama yaitu tentang penarik an uang SPL (Sumbangan Pengembangan Lembaga) dari calon mahasiswa baru sebesar minimal 5 juta. Kedua kebijakan perubahan konsep OKKA (Orientasi Kehidupan Kampus) menjadi PPA (Program Pengenalan Akademik). Ketiga penarikan uang PKL (Praktek Kerja Lapangan) sebesar 250 ribu yang alokasinya terkesan tidak transparan. Keempat, intruksi dari rektorat untuk membatalkan/ menunda kegiatan dialog kebangsaan yang sebelumnya sudah direncanakan BEMU. Rencananya acara tersebut mengudang Amin Rais dan Adyaksa Dault.

Sebagai gambaran ketika kebijakan pengubahan konsep orientasi mahasiswa baru dari OKKA menjadi PPA. Pada waktu itu kami tidak diajak untuk diskusi. Tiba-tiba segalanya diputuskan secara sepihak oleh rektorat. Rektorat menginginkan bahwa orientasi mahasiswa baru diadakan dengan penekanan pada unsur akademik yang hanya dilakukan oleh BEM tiap fakultas. Tahun lalu kepanitiaan dipegang mahasiswa, pada konsep ini ketua panitia dipegang oleh dosen dengan kepanitiaan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. BEMU dan HIMA Jurusan yang tahun sebelumnya diperbolehkan mengadakan orientasi, pada saat konsep PPA dua lembaga itu tidak diberi kewenangan untuk mengadakan PPA.

BEMU pun sudah berusaha untuk mengadvokasi dan memperjuangkan keinginan mahasiswa berkenaan dengan kebijakan rektorat yang dinilai kurang bijak. Audiensi, diskusi antara BEMU dengan pihak rektorat selalu kami upayakan, tegas Geri. Tapi ketika audiensi dan diskusi yang kami lakukan tidak ada solusi atau titik temu yang diinginkan, kami pun meluapkan gagasan kami dengan demonstrasi. BEMU pun pernah menghimpun massa dari HIMA Jurusan, BEM fakultas untuk berdemo di depan rektorat untuk meminta beberapa tuntutan yang mahasiswa inginkan.

Menanggapi beberapa aksi yang dilakukan oleh BEMU, pihak rektorat, dalam hal ini Pak Masrukhi, selaku Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan Unnes mengatakan, Itu hal wajar, sebagai sesuatu kebijakan yang baru mungkin mereka juga kaget, dan sesuatu yang baru itu belum dipahami secara utuh, baru dipahami secara parsial. Tapi di dalam khazanah politik sebenarnya meskipun demontrasi itu instrumen politik, hal itu boleh dilakukan sebagai langkah terakhir manakala dialog-dialog politik dan diskusi-diskusi itu buntu.

Mengenai kebijakan rektorat, pak Masrukhi mencoba menjelaskan, Pertama tentang SPL. SPL itu kan ada hitungan –hitungan rasional bahwa pembiayaan itu ada perinciannya. Kemudian kita memperhitungkan kemampuan masyarakat, bahwa dana SPL yang minimal harus dibayar sebesar 5 juta itu logis. Ketiga nah ini yang mereka belum tahu, waktu itu sebelum dijelaskan, pimpinan Universitas dalam hal ini pak Rektor itu punya kran sosial. Kran sosial itu adalah kebijakan untuk pengggunan dana SPL dan tentang pembebasan SPL. Ada yang 25, 50 maupun 75 % untuk mereka yang tidak mampu. Nah akhirnya setelah dijelaskan kebijakan kran sosial ini akhirnya BEM ini memahami, dan bahkan yang kerja turun ke lapangan ngecek langsung kondisi lapangan keluarga bagi mereka yang mengajukan keringanan SPL adalah BEM juga.

Kemudian OKKA itu memang bukan Unnes saja yang meniadakan Okka itu sudah ada edaran dikti bahwa Dikti melarang OKKA. Setelah ada rapat evaluasi itu memang nilai-nilai akademisnya kurang dan lebih banyak kepada nilai perploncoan. Unnes sebagai subsisten dari sitem pendidikan nasional khususnya adalah sistem dari pendidikan tinggi. Kita mengikuti role of flying yang digerakkan oleh Dirjen Dikti yang meniadakan OKKA dan menggati dengan Program Pengenalan Akademik. Jadi lebih kademis. Dan fungsionaris juga terlibat, sehinggga saya kira tidak ada masalah.

Indikasi Intervensi Rektorat
Geri mengatakan, selama saya menjabat sebagi presiden mahasiswa, saya menganggap ada kebijakan rektorat yang itu merupakan sebuah intervensi berlebih kepada BEMU. Sebagai contoh ketika kami ingin melaksanakan kegiatan dialog kebangsaan yang rencananya akan mendatangkan Amin rais dan Adyaksa Dault. Segala persiapan sudah kami lakukan, mulai dari membuat surat, memasang banyak pamflet, memasang baliho dan sebagainya.

Awalnya acara kami ini memang mendapat dukungan dari rektorat. Ketika itu PR III, Pak Masrukhi memberi izin saya untuk datang ke Senayan Jakarta untuk menyampaikan surat langsung ke menteri yang bersangkutan. Saya pun datang ke sana jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan acara, kata Geri. Satu bulan sebelum hari pelaksaanan kami sudah mendapat kepastian dari pembicara bahwa bapak Amin Rais menyanggupi untuk hadir sebagai pembicara.

Ketika mendekati hari H dan persiapan sudah kami rencanakan semua, pada hari H- 4 tiba-tiba bapak PR III memanggil saya, intinya bahwa acara tersebut di suruh untuk membatalkan. Saya pun kaget, kenapa kok mesti harus dibatalkan. Pak masruki menjawab bahwa alasannya kata beliau timingnya kurang tepat. Ditakutkan acara itu tidak berjalan dengan baik.

Sebenarnya kekhawatiran itu saya pikir terlalu berlebihan, Kata Geri. Ketika saya dipanggil ke rektorat membicarakan itu, saya memang agak ngotot untuk tetap mengadakan acara, dengan tetap menyampaikan argumen yang menguatkan. Segala persiapan sudah kami lakukan, saya pun berani menjamin, jika yang dikuatirkan bapak nanti pesertanya sedikit karena mahasiswa baru masih mengikuti kegiatan PPA, saya juga mempunyai solusi untuk itu, yaitu dengan kerjasama panitia PPA fakultas untuk mendelegasikan peserta tiap jurusan. Tapi pak Masruki tetap menyarankan untuk membatalkan atau menunda sementara dengan menggatinya di lain waktu.

Untuk meyakinkan pak Masrukhi, di depannya saya menelpon langsung pak Amin Rais untuk memastikan, beliau menjawab bahwa pada hari yang ditentukan pak Amin Rais bisa. Kemudian setelah saya selesai menelpon, pak Masrukhi menelpon balik kepada pak Amin Rais bahwa acara ditunda sementara, dengan alasan timingnya kurang tepat, kata Geri, menirukan ucapan Pak Masrukhi.

Ketika NuansA mengonfirmasi ke PR III perihal intruksi pembatalan itu, Pak Masrukhi mengatakan, mengenai dialog kebangsaan yang dibatalkan, itu begini karena persiapan yang kurang bagus dari panitia. Maksudnya yaitu pada waktu tersebut dirasa timingnya tidak tepat, jadi saya ingat persis tanggal 26 september. Bertepatan dengan jadwal pelaksanaan itu, pas dosen-dosen terlibat assesor, lalu mahasiswa baru terlibat pada kegiatan-kegiatan jurusan. lalu BEMU mau mengadakan Dialog Kebangsaan, lah itu nanti peserta yang datang siapa? jika demikian Kan kurang efektif. Padahal kita mendatangkan tokoh nasional yang kita kagumi pak Amin Rais. Saya waktu itu menyarankan ditunda saja untuk mencari waktu tang tepat. Jadi mengenai masalah itu bukan berarti kami membatasi kegiatan BEMU bukan. Tapi karena persiapannya sungguh awut-awutan karena surat undangan sebagian belum sampai. Kemudian kondisi mahasiswa masih sibuk begitu. Acara ini kan juga membawa nama baik BEMU, kalau pas nanti ada Amin Rais hadir, terus acara terlihat kurang siap dan awut-awutan itu kan nanti kalau peyelenggaraannya kurang bagus yang kena BEMU juga.

Saya ingin pokoknya setiap kegiatan yang akan dilaksanakan baik HIMA Jurusan, BEM fakultas, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maupun BEMU itu berkualitaslah. Jadi saya pun kadang sering turun langsung memantau UKM-UKM yang ada kegiatan, dan kerap sekali saya marah dalam rapat panitia untuk kebaikan mereka saemua. Jadi yang kena marah keliahatannya bukan hanya BEMU tapi juga UKM-UKM. Nanti secara bertahap kita tetap mendukung BEMU meyelenggarakan kegiatan-kaegiatan serupa.

Ketika rektorat bersikap demikian, Geri pun berkomentar, Dari hal itu, kami merasa bahwa kerja keras dan usaha kami tidak dihargai oleh pejabat rektorat. Yang pertama kita hilang kepercayaan. Ketika rektorat ngomong A besoknya bilang B, ketika mereka bilang C esoknya bilang D. saya rasa sikap birokrat yang demikian itu tidak konsisten. Kenapa kok ketika awalnya setuju mendekati hari H acara harus dibatalkan atau ditunda sementara? kami merasa tidak dianggap. Karena sikap rektorat demikian, saya pun tidak berani menjamin untuk mengadakan kegiatan seperti itu di hari yang lain. Kata Geri dengan nada kesal.

Komentar senada dikatakan oleh Musthoil, selaku PJS Presiden mahasiswa ketika Geri sudah tidak menjabat sebagai presiden mahasiswa karena telah wisuda bulan November mengatakan, Saya kira rektorat memang berhak membuat kebijakan berkaitan dengan kegiatan kemahasiswaan, tapi harusnya ada ruang dialog yang membuahkan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Tapi, ketika kebijakan itu sampai harus membatalkan kegiatan, padahal panitia sudah mengantisipasinya, saya kira itu terlalu jauh intervensinya. Sepertinya rektorat tidak menganggap peran BEMU.

Setelah peristiwa itu kami pun agak kecewa dengan kebijakan rektorat. ketika rektotrat mengadakan rapat atau audiensi dengan mengundang kami -BEMU- dan seluruh Pimpinan BEM Fakultas, kita gak datang. Beberapa hari lagi ada undangan dari rektorat lagi BEMU juga saya intruksikan tidak datang.

Akhirnya dari pihak rektorat pun mempertanyakan kok kenapa setiap kami undang BEMU tidak pernah hadir. Kemudian rektorat dalam hal ini PR III, pak Masrukhi mengundang Geri secara personal ke kantor. Pak Masruki meminta maaf, artinya tidak seharusnya seperti itu.

Ketika Nuansa mengonfirmasi perihal kekecewaan BEMU, Pak Masrukhi mengatakan, Ya itu kan bagian dari dinamika, jadi saya seneng juga kalau mahasiswa agar punya gagasan- gagasan atau ide-ide kreatif seperti itu. Saya kira kalau ada perbedaan pandangan antara pimpinan dengan dengan mahasiswa yang lain itu hal yang wajar ya. Yang penting sesuai yang saya katakan, didialogkan, duduk bersama dialog bersama secara inten untuk menjelaskan apa kebijakan dari universitas, dan apa kemauan bemu. Sesuai yang saya katakan tadi, pimpinan itu tidak ada yang ingin menjerusmuskan anak-anaknya apalagi memusuhi tidak ada. Cuma itu dinamika gesekan itu ada, wong dalam rumah tangga ada gesekan sana-sini. Tap yang penting adalah bagaimana permasalhan itu diselesaikan dipahamkan saecara bersama secara arif sehingga pada akhirnya ada kesepahaman.

Mengenai keluhan BEMU, Toil terhadap kebijakan rektorat. Pak Masruki mengatakan Itu wajar ya, kekecewaan itu ada dan saya juga menyampaikan. Saya juga meminta maaf waktu itu ini mungkin mengecewakan mereka, dan saya pikir ini juga demi nama baik BEMU, kondisi mahasiswa yang saya, dosen yang banyak terlibat sebagai asesor sertifikasi, sesehingga agak sulit mendatangkan orang dalam jumlah banyak dalam seminar itu saja. Kalau ini dianggap itu sebagai sesuatu yang mengecewakan mereka, tahun besok saya tetap akan mensupport mereka, jangan khawatir. Hanya waktunya tidak sesuai, jadi tetaplah kami orang tua tetap akan selalu mensupport. Sama juga dalam keluarga, bapak kan kadang ada yang nempeleng, memarahi anaknya. apakah dengan menempeleng maksudnya memusuhi, kan tidak. Ya mungkin anaknyaada yang nangis, sedih, marah kecewa dsb. Itu hal biasa. Dan percayalah bahwa kami sebagai orang tua tentu tujuannya baik.

(Tulisan Ini Pernah dimuat di Tabloid Nuansa Unnes Februari 2009)

Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang.

Halusinasi Romantika Hidup




Sekelebat angin gundah memenuhi ruang hati
Nampak wajah murung bercampur sedih
Raut mukanya menampakkan aura keresahan
Bak lukisan abstrak yang penuh goresan-goresan tak beraturan

Di samping tubuh lesu tampak sampah berserakan
Mungkin sedang ada suatu peristiwa hebat
Ah, halusianasi panjang menyuburkan lamunan
Menatap langit penuh hasrat, tapi menampakkan kekosongan

Di sudut ruang sempit, ditemani nyamuk dan hewan pengerat
Bau anyir membuat hidung terasa sesak
Perut pun terasa mau muntah
Tapi, sepotong tubuh lusuh tetap tak beranjak dari tempatnya

Berbagai persoalan hidup jamak dialami manusia
Rentetan peristiwa yang kadang tak direncanakan tiba-tiba terjadi
Kegalauan manusia meratapi nasib di atas duka lara
Sungguh, penat rasanya memikirkan nasib ketidakjelasan


Asmara memang terkadang menjadi biang keladi
Akibatnya, ketajaman berpikir nalar pun dikalahkan
Romantika semu menjadi sesembahan hidup
Meradang penuh ambisi tampa ada celah jalan keluar
Pikiran dipenuhi angan-angan kosong
Menumpahkan kebuntuan berpikir yang membelenggu


Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang

Menuju Masa Depan Cerah


Harapan orang akan keberhasilan hidup,
menjadi angan-angan yang ingin seegera menjadi kenyataan.

Banyak cara yang dilakukan orang menuju kesuksesan. Selama masih mempunyai keinginan untuk itu, apapun bisa dilakukan. Dalam hidup tentunya setiap orang punya keinginan yang menjadi cita-cita. Dahulu ketika masih kecil orang mengidam-idamkan sesuatu yang ingin diraih. Entah jadi presiden, dokter, insinyur dan sebagainya. Sebenarnya apa yang diharapkan itu adalah modal untuk meraih masa depan gemilang.

Saya jadi teringat sebuah lagu semangat hidup. Tentu pembaca juga tahu dengan lirik lagu laskar pelangi yang dinyanyikan group band kondang Nidji. Dalam liriknya, kalimat pertama berbunyi, mimpi adalah kunci untuk kita menakhlukkan dunia. Jika dipahami mungkin ada benarnya. Dahulu orang bermimpi untuk pergi ke bulan. Ketika itu banyak orang mengatakan mustahil orang dapat sampai ke bulan.

Bagi orang yang mau berpikir tentunya hal itu memang tidak mustahil dilakukan. Buktinya pada pertengahan abad ke 19, Neil Amstrong dari Amerika Serikat berhasil mendaratkan pesawatnya ke bulan. Sungguh itu suatu hal yang luar biasa pada waktu itu. Hal itu bisa dilakukan tentunya pertama ada keinginan untuk bisa kesana. Ketika keinginan itu meradang dalam benak pasti otak ini akan berpikir, bagaimana caranya untuk mewujudkannya?

Pertanyaan sederhana itu berusaha dicarikan solusinya. Dengan berbagai penelitian yang intensif, percobaan yang serius didukung oleh pakar-pakar teknologi berpengalaman, jadilah suatu alat untuk menuju bulan. Pesawat luar angkasa berhasil di buat dan didaratkan pertama kali dengan sukses.

Menilik hal tersebut, jika hidup kita ingin sukses janganlah putus asa. Rasa optimis itu perlu ditanamkan dalam benak kita. Kegagalan itu tidak ada dalam kamus saya. Kesuksaesan itulah yang menjadi tujuan hidupku. Kegagalan itu sejatinya jalan untuk menuju kesuksesan. Tentunya sebagai jalan agar kita selalu berusaha. Sesungguhnya orang sukses itu mempunyai watak dan perilaku yang positif. Biasakan hidup dengan perilaku seperti orang sukses. Mnfaatkanlah waktu kita untuk nsesuatu yang sekiranya bermanfaat.

Terkadang, manusia itu kalu ingin memperoleh sesuatu pengennya serba instan. Padahal kesuksesan itu tidaklah semudah yang dibayangkan. Raihlah sesuatu itu tentunya dengan usaha yang tekun dan sungguh-sunnguh. Berbagai hambatan, dan tantangan akan selalu menghadang. Janganlah patah arang tetaplah fokus terhadap apa yang akan kamu raih. Semisal pengen jadi pengusaha, dosen, peneliti, penulis, sastrawan, dokter bahkan bupati, gubernur atau presiden.

Kita prioritaskan apa yang ingin kita raih. Kemudian lakukanlan jalan untuk menuju kesana. Janganlah menyerah sebelum tujuan itu dapat tercapai. Usaha dibarengi dengan doa harus seimbang. Percayalah apa yang kamu lakukan itu adalah modal menuju sebuah kesuksesan hidup. Perbanyaklah rasa syukur kita terhadap yang kuasa, ikhlas menjalani hidup. Jangan banyak mengeluh terhadap keadaan.

Takdir orang itu memang beda- beda. Ketika lahir ada yang ganteng, jelek, cacat, dan sebagainya. Terkadang juga terlahir dalam keluarga miskin dan bahkan dari keluarga orang kaya. Itu semua adalah pemberian dari yang kuasa. Janganlah meratapi takdir. Bahwa derajat dan kehormatan seseorang itu tidak dinilai dari kekayaannya, tapi dinilai dari perilaku hidup dan usaha yang dilakukan.

Banyak orang sukses itu awalnya berasal dari keluarga miskin. Hal itu terjadi sebagaian besar karena mereka punya mental untuk pantang menyerah. Tahan banting terhadap keadaan. Mereka dididik oleh pengalaman. Sikap mawas diri juga menjadi bagian dalam hidup. Mereka punya semngat besar untuk membuat sejarah pada dirinya. Apapun dilakukan untuk mengejar impian tersebut.

Jadi jauhkanlah rasa minder dalam diri kamu. Berusahalah untuk optimis menjalani kehidupan ini. Pasang target jangka pendek danjangka panjang. Fokuskan tujuan kamu. Ingat, keberhasilan itu tergantung pada usaha pribadi. Orang lain hanyalah sebagai faktor lain untuk mendukung tujuan dan cita-cita besarmu.


Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang

Tantangan Mengajar Bagi Calon Guru


Salah satu tugas Perguruan Tinggi (PT) berbasis pendidikan adalah mencetak calon guru. Di jawa tengah terdapat banyak institusi pendidikan pencetak calon guru. Seperti halnya Unnes, UNS, Unsoed, IKIP PGRI, IAIN walisongo, Stain Salatiga, dan beberapa institusi pendidikan lain, baik yang berada di bawah naungan Depdiknas atau Depag.

Beberapa institusi tersebut melahirkan calon pendidik yang nantinya akan menjadi pengajar di beberapa sekolah. Selama kuliah mahasiswa yang mengambil study pendidikan dibekali dengan berbagai disiplin ilmu sesuai jurusan yang sedang ditempuh. Beberapa keterampilan dan inovasi mengajar pun harus dipunyai seorang guru. Sehingga nantinya ketika lulus mereka benar- benar menjadi calon pendidik yang punya skill dan kreativitas tinggi dalam mengajar.

Untuk memberikan pengalaman mengajar bagi calon guru, mahasiswa studi pendidikan harus melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ke sekolah-sekolah. Praktik ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa.

Unnes, sebagai salah satu institusi pendidikan, setiap tahun melaksanakan Program PPL bagi mahasiswa yang mengambil studi pendidikan. Bagi mahasiswa yang mengambil program S1, biasanya pengambilan jadwal PPL Tahun ini, waktu pelaksanaan PPL mahasiswa Unnes dilaksanakan pada tanggal 3 September-28 November. Kurang lebih selama tiga bulan mahasiswa tersebut berusaha mengaplikasikan secara langsung ilmu yang didapat di bangku kuliah.

Ketika pertama praktik mengajar di sekolah, beberapa hambatan dan juga tantangan hampir bisa dipastikan selalu ada. Praktik pengalaman lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah diterapkan agar memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah atau tempat latihan lainnya.

Kegiatan PPL meliputi praktik mengajar, praktik administrasi, praktik bimbin gan dan konseling serta kegiatan yang bersifat kokurikuler dan ekstra kurikuler yang berlaku di sekolah/ tempat latihan.

PPL berfungsi memberikan bekal kepada mahasiswa praktikan agar memiliki kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social. PPL mempunyai sasaran agar mahasiswa praktikan memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang menunjang tercapainya kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social.

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi. Dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Praktik Pengalaman Lapangan diaplikasikan dalam bentuk praktik mengajar dan kegiatan edukasional lainnya di lembaga sekolah.

Berdasarkan cetusan Undang-undang profesi yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tanggal 6 Dersember tahun 2005 guru ditetapkan sebagai profesi. Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai nilai tawar yang tinggi seperti profesi dokter dan professional lainnya, guru harus mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan.

Praktik Pengalaman Lapangan yang dilakukan mahasiswa merupakan salah satu wadah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman profesi yang dapat diandalkan. Dalam PPL mahasiswa akan dihadapkan pada kondisi riil aplikasi bidang keilmuan, seperti; kemampuan mengajar, kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi, dan kemampuan manajerial kependidikan lainnya.


Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Unnes
Bergiat di Komunitas Harmoni
Semarang

Menyoal Intelektualitas Mahasiswa

Mulai minggu pertama tahun baru 2009 ini, kampus Unnes akan mengadakan hajat besar. Setelah menjalani masa libur hari tenang, mahasiswa Unnes wajib mengikuti rangkaian ujian semesteran yang menjadi agenda universitas. Sebagai mahasiswa, sudah semestinya kita belajar giat untuk meraih nilai yang bagus. Tentunya kita tidak menginginkan jika hasil ujian nanti kita mendapatkan prestasi akademik dengan IP Nasakom (nasib satu koma).

Sebagai mahasiswa yang katanya agen of change, atau disebut sebagai “kaptennya peradaban” belajar giat menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan. Jangan sampai waktu kuliah yang singkat kita habiskan untuk hal yang kurang bermanfaat. Orang tua kita sudah banting tulang memeras keringat untuk mencerdaskan anaknya. Mereka tentu ingin memberikan bekal ilmu kepada kita untuk masa mendatang. Karena membekali ilmu dengan pendidikan di sebuah universitas merupakan investasi masa depan yang sangat berharga. Dengan prestasi akademik yang bagus, para orang tua berharap kelak kalau lulus, kita bisa sukses dan mudah mendapatkan pekerjaan.

Pertanyaannya, apakah nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus bisa menjamin mahasiswa untuk sukses dan mudah mendapatkan pekerjaan? Tentunya tidak. Selain IPK yang bagus, banyak hal lain yang menjadi faktor kesuksesan seseorang. Selain cerdas secara intelektual (IQ) dengan perolehan nilai akademik bagus, kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) juga menjadi faktor penting kesuksesan hidup kita.

Disamping itu, perlu kiranya mahasiswa membekali diri dengan keterampilan khusus (Soft skill). Semisal ikut organisasi intra kampus seperti, HIMA, BEM, UKM atau ikut organisasi ekstra kampus. Berbagai keterampilan itu sedikit banyak kelak tentu akan sangat bermanfaat bagi kita. Mengingat, banyak berita yang menyebutkan bahwa lulusan perguruan tinggi malah kesulitan mencari pekerjaan. Membludaknya lulusan sarjana pertahun memang tidak sebanding dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia. Yang kalah bersaing mencari pekerjaan akan tersingkir. Jika demikian, apakah mau jika kelak predikat “pengangguran intelektual” tersemat pada diri kita?

Uraian, di atas patut menjadi renungan bersama. Jika ingin sukses menjadi mahasiswa, kita harus punya target kesuksesan yang jelas pula. Hal itu tidak dapat diraih tanpa komitmen dan kerja keras pantang menyerah untuk menggapainya. Rasa malas, kadang seringkali muncul, itu wajar. Tapi kita harus melawannya. Berbagai tugas kuliah sedapat mungkin kita kerjakan dengan maksimal. Kadang, menunda- nunda tugas dan meyepelekan hal-hal kecil, bisa menjadi bumerang bagi kita.

Dampaknya, nilai di KHS kita bisa hancur, atau saya katakan tadi IP Nasakom. Hal itu pun bisa berakibat pada terbatasnya pengambilan jumlah SKS semester depan. Faktor seperti itulah yang menjadi penyebab mahasiswa lulus telat, bahkan di DO (drop out) kalau melampui batas maksimal 14 semester sesuai yang ditetapkan Universitas. Biar bagaimana pun, prestasi akademik dengan nilai IPK bagus itu penting. Karena itu menjadi satu indikator parameter keberhasilan mahasiswa. Jangan kecewakan orang tua kita dengan nihilnya prestasi selama kuliah. Lawan rasa malas. Mari teruslah belajar, berjuang, dan bertaqwa untuk menggapai kesuksesan masa depan yang lebih cerah. Hidup mahasiswa!!!


Muhammad Noor Ahsin
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes
Pembelajar di Komunitas Harmoni
Semarang.