Selasa, 09 Februari 2016

Mengisi dan Memaknai Zaman Perubahan



Sebelum islam datang, prestasi kemaksiatan, kriminalitas, dan Kemerosotan moral pada zaman jahiliyah – di jazirah Arab dan sekitarnya— menunjukkan tren negatif yang sulit dibendung. Setelah islam datang, kondisi moral dan kehidupan sosial masyarakat yang awalnya ‘gelap’, perlahan sinarnya mulai ‘terang benderang’, menyinari seluruh pelosok bumi.

Kita tentu tahu bahwa, Nabi muhammad datang membawa membawa islam dan Alqur’an sebagai pedoman hidup faktanya memberikan dampak positif yang sangat luar biasa bagi umatnya. Perubahan era zaman jahiliyah, menuju zaman islamiyah adalah sebuah lompatan dan prestasi yang sangat menakjubkan yang berhasil dilakukan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad datang untuk mengajarkan nilai-nilai etika, moral serta Akhlak kepada manusia. Tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah adalah manusia sempurna yang diutus Allah ke muka bumi. Muhammad Adalah nabi yang sangat berpengaruh diantara semua utusan Allah.


Salah satu yang mengesankan dalam sendi-sendi peradaban islam adalah pendidikan seumur hidup (life long education) yang terukir dalam sejarah sekaligus dalam sabda Rasulullah. “Carilah ilmu dari sejak bayi sampai ke liang lahat”. Islam menempatkan ilmu dalam tempat khusus dan member nilai lebih terhadap ilmu (the value of knowledge). Nabi Muhammad dengan ajaran-ajarannya telah diikuti ulama-ulama besar, para ilmuan muslim dari berbagai bidang ilmu; filsafat, kedokteran, falak, geografi, matematika, fisika, kimia, sastra, dan sebagainya.
Islam sebenarnya ada dalam halaman-halaman Alqur’an, sama halnya ada dalam kepribadian Muhammad SAW. Karena itu kita seharusnya melihat ke dalam halaman-halaman Alqur’an. (Abdul Wahid, 2000).

Banyak para sarjana dan pakar nonmuslim terkenal yang menilai Alqur’an secara objektif dan ilmiah. Dr. Sir Triiton dari London University, dalam bukunya, “Belief and Practices” mengatakan, keyakinan kepada Alqur’an didasarkan pada rasio (akal). Menyuruh kepada kebaikan dan melarang apa yang buruk merupakan salah satu keyakinan kepada Alqur’an. Selain beliiau, Dr. Oswald Seengler dalam bukunya, “History of Philosophy” berkata, “Dalam sejarah manusia, Alqur’an mempunyai peran revolusioner karena ia melawan tradisi-tradisi Romawi, Yunani, serta Jahiliyyah kuno dan melawan semua yang bersifat spekulatif dan abstrak.

Alquran menekankan bahwa alam semesta dan sejarah adalah sumber pengetahuan untuk melakukan studi, penelitian guna memahami tanda-tanda konkret dari fenomena alam. Untuk itu, di zaman Islamiyah ini, kita bisa memaknai dan mengisi zaman ini dengan terus membaca dan mengamalkan isi kandungan Alquran, serta berusaha untuk mengkaji dan meneliti secara mendalam alam semesta, agar umat islam terus maju dan berkembang di berbagai bidang disiplin ilmu.

Muhammad Noor Ahsin