Selasa, 25 Januari 2011

Menekan Krisis Moralitas Pelajar


Beberapa minggu kemarin, kalangan dunia pendidikan kita kembali dibuat resah dengan kasus beredarnya rekaman video asusila yang dilakukan oleh dua pelajar berseragam SLTA di Kabupaten Demak. Video yang berdurasi 47 menit itu dengan cepat menyebar malalui pengiriman jaringan antarpengguna ponsel (SM, 21/12/10).

Kita tentu prihatin dengan terjadinya kasus tersebut. Kasus rekaman video asusila yang dilakukan para pelajar jelas sangat menampar wajah dunia pendidikan kita. Berbagai pihak tentu sangat menyayangkan perbuatan amoral tersebut terjadi dikalangan siswa didik. Dampak buruk tentu tidak hanya dirasakan oleh pihak yang melakukan, akan tetapi orang tua, guru, pihak sekolah, masyarakat, Dinas Pendidikan dan pemerintah juga turut merasakan.

Jika dirunut ke belakang, kasus video mesum yang dilakukan oleh pelajar tidak hanya sekali itu terjadi melainkan banyak kasus serupa yang terjadi di lingkup di Jawa Tengah. Sepanjang tahun 2010 kemarin, kalangan pendidikan di kabupaten Batang dan juga Cilacap juga dihebohkan dengan kasus video asusila yang dilakukan para pelajar.
Fakta tersebut adalah sedikit dari beberapa kasus asusila pelajar yang terjadi di wilayah Jawa Tengah. Kasus tersebut jelas merupakan bencana moral bagi generasi muda bangsa kita. Mereka tidak menyadari bahawa merekam tindakan asusila merupakan tindakan bodoh yang sangat ceroboh. Disinyalir masih ada banyak kasus asusila lainnya yang terjadi dan meresahkan masyarakat.

Tentunya kita berharap sepanjang tahun 2011 ke depan nanti tidak akan terjadi lagi kasus seperti itu. Maka sudah seharusnya pemerintah, Dinas Pendidikan, pihak sekolah, guru, keluarga, dan masyarakat secara bersama-sama peduli terhadap kasus ini. Kepedulian semua pihak saja kiranya tidak cukup tanpa disertasi kebijakan dan tindakan nyata untuk menekan dan menuntaskan krisis moralitas pelajar supaya tidak kembali terjadi. Para pelajar adalah generasi penerus bangsa. Jika sejak muda moralnya bejat dan meyimpang, tentu akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan generasi penerus bangsa Indonesia mendatang.



Muhammad Noor Ahsin

Esais dan Pendidik
di MA Taswiquththullab Salafiyah (TBS) Kudus

Tidak ada komentar: