Selasa, 01 September 2009

Indonesia-Amerika Lanjutkan Program Beasiswa Fullbright

Jakarta, Senin (16 Februari 2009) -- Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika sepakat untuk melanjutkan program beasiswa Fullbright. Program beasiswa yang sudah berlangsung sejak 1952 ini akan memberikan landasan baru bagi kedua negara. Untuk pertama kalinya program ini akan mengintegrasikan beasiswa program sandwich, pengiriman dosen senior melalui AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation), dan block grant bagi 50 organisasi profesional di Indonesia untuk mengikuti kegiatan saintifik internasional dengan mengundang pakar dari Amerika.



Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan pada Senin (16/2/2009) di Depdiknas, Jakarta oleh Direktur Jenderal Pendididikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal dan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Cameron R. Hume disaksikan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo. MoU ini mengakui Yayasan Pertukaran Amerika Indonesia (AMINEF) sebagai organisasi nirlaba yang dikelola kedua negara dan didirikan dalam bentuk yayasan di bawah hukum Indonesia untuk mengelola program pertukaran Fullbright dan meningkatkan pemahaman antara Indonesia dan Amerika

Hadir pada acara Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Baedhowi, serta sejumlah pejabat eselon II Depdiknas.

Mendiknas mengatakan, program beasiswa di tingkat pendidikan tinggi ini sangat penting untuk menyiapkan pemimpin Indonesia masa depan. Mendiknas meminta, agar lebih memperluas kerangka kerja sama antara Indonesia dengan Amerika. Selama ini, kata Mendiknas, pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama pendidikan yang lebih luas dengan negara - negara seperti Australia, Malaysia Singapura, dan Belanda. "Ciri kerja sama Indonesia berada dalam kerangka kerja sama g to g (government to government) mencakup pendidikan taman kanak - kanak sampai level universitas. Mulai penelitian dan pendidikan vokasi, bahkan pada pendidikan nonformal. Ada di semua aspek dan level pendidikan," katanya.

Cameron mengatakan, kontribusi Indonesia sangat besar terhadap Amerika. Menurut dia, tidak hanya mahasiswa Amerika mendapatkan keuntungan dengan belajar di Indonesia, tetapi rakyat Amerika memperoleh keuntungan dari mahasiswa Indonesia yang datang ke Amerika. "Kerja sama khususnya di bidang pendidikan tinggi sangat penting bagi kedua belah pihak. Tidak ada pertanyaan kalau pendidikan tinggi akan menjadi elemen strategis kerja sama kita di masa depan," katanya.

Cameron menyebutkan, lebih dari 1.500 warga Indonesia dan 600 warga Amerika telah memperoleh beasiswa Fullbright sejak program ini dimulai. Dia menambahkan, terdapat 20 program Fullbright di Indonesia. "Program ini merupakan salah satu program Fullbright yang terbesar di dunia. Ke depan, kami yakin program ini akan terus berlanjut," katanya

Fasli mengatakan, beasiswa program Aminef memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Amerika dan pengajar dari Amerika memberikan pengajaran singkat di Indonesia selama tiga minggu atau lebih. Dia menyebutkan, beasiswa yang paling prestisius adalah Presidential Scholarship yang akan mengembangkan sebanyak 200 orang bergelar PhD di 18 center of excellent. "Pendanaannya selain dari AMINEF juga dari World Bank Institute, dan Pemerintah Jepang. Amerika juga menyediakan dana sebanyak $137 juta untuk kerja sama bidang pendidikan dasar dan menengah untuk desentralisasi pendidikan dasar. Program ini untuk membantu manajemen berbasis sekolah, mutu guru, dan pengembangan proses belajar dan mengajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, " ujarnya.***Sumber: Pers Depdiknas

Recommend this article...
Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 18 February 2009 )


http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=262&Itemid=54

Tidak ada komentar: