Senin, 02 Mei 2011

Tantangan Zaman di Era Globalisasi


Dewasa ini, derasnya arus globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan perubahan gaya hidup baru bagi peradaban manusia menjadi lebih maju dan modern. Kemajuan peradaban manusia itu merupakan sebuah keniscayaan di tengah ditemukannya alat-alat teknologi mutakhir yang semakin membantu serta memudahkan manusia dalam beraktivitas dan berinteraksi.

Dalam era global seperti sekarang ini, berbagai penemuan alat teknologi seperti penemuan teknologi komunikasi, handphone, televisi, tansportasi, komputer, teknologi internet dan sebagainya telah memberikan manfaat dan dampak positif yang cukup banyak. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi atau media elektronik utamanya internet tersebut telah membuat dunia menjadi semakin dekat dan seolah tanpa batas.

Informasi apapun mulai dari pendidikan, hiburan, dan info penting lainnya dapat kita unduh dari teknologi internet hanya dengan meng-klik mouse di depan layar monitor komputer. Canggihnya lagi, informasi di internet pun sekarang juga dapat di akses melalui handphone. Berbagai lapisan masyarakat mulai dari orang tua, pegawai, mahasiswa, pelajar dan bahkan anak-anak pun banyak yang sudah mahir serta akrab memanfaatkan teknologi internet tersebut.

Bencana Moral
Meskipun demikian, teknologi internet bak pisau bermata dua. Walaupun di satu sisi punya bannyak positifnya, tapi di sisi yang lain juga punya efek negatifnya. Hal itu sangat tergantung dari pemakainya. Anggapan semakin banyaknya masyarakat yang cenderung menyalahgunakan kecangihan teknologi internet dengan melakukan akses situs-situs tertentu yang bernuansa pornografi, info kriminalitas, seks, serta gambar atau video tidak mendidik lainnya merupakan salah satu efek dari zaman globalisasi.

Parahnya, di negara ini masalah bencana moral lainnya pun seolah selalu rutin terjadi dan saling berkesinambungan. Jika kita cermati di berbagai media, baik media cetak maupun elektronik, hampir setiap hari kita disuguhi berita mengenai perbuatan amoral seperti pelecehan seksual, korupsi, pembunuhan, penganiayaan, pesta miras, narkoba, pencurian, pacaran di luar batas kewajaran, kasus hamil di luar nikah, rekaman video mesum pelajar dan sebagainya. Hal itu jelas menjadi masalah moralitas bangsa yang seolah tiada henti.

Sebagai contoh, beberapa bulan yang lalu, kalangan dunia pendidikan kita kembali dibuat resah dengan kasus beredarnya rekaman video asusila dari Handphone yang dilakukan para pelajar berseragam SLTA di kabupaten cilacap. Para pelaku video asusila tersebut tercatat sebagai siswa SMA swasta berbeda sekolah di wilayah Kecamatan Sidareja kabupaten Cilacap. Video asusila pelajar tersebut, kini telah beredar luas di tengah masyarakat Cilacap hingga eks Karesidenan Banyumas, bahkan ke kota-kota lainnya, karena ditransfer melalui pengiriman jaringan antarpengguna ponsel dengan program Bluetooth.

Pembuatan video asusila dengan menggunakan teknologi HP pun seolah marak di kalangan pelajar dan juga mahasiswa. Fenomena tersebut jelas semakin menunjukkan bahwa bangsa ini mengalami degradasi moral yang cukup memprihatinkan. kita pantas resah melihat fenomena tersebut Sungguh ironis.

Fakta tersebut adalah sedikit dari beberapa kasus asusila pelajar yang terjadi di Indonesia. Permasalahan tersebut tentunya dapat mengancam nilai moralitas generasi muda bangsa. Mereka tidak menyadari bahwa pacaran keblabasan sampai merekam tindakan asusila merupakan tindakan bodoh yang sangat ceroboh. Fenomena tersebut seolah bagaikan gunung es, diperkirakan hanya sedikit yang diketahui dan disinyalir masih banyak kasus amoral dalam bentuk lainnya yang tidak diketahui publik. Disinyalir masih ada banyak kasus asusila lainnya yang terjadi dan meresahkan masyarakat.

Upaya Preventif
Untuk membentengi anak dari pengaruh negatif tayangan media tersebut, pihak keluarga dan sekolah berperan besar dalam memberikan arahan dan nilai-nilai moral kepada anak didik. Sebagai alternatif, di lingkungan sekolah guru hendaknya senantiasa mendidik siswa dan memberikan teladan yang baik kepada muridnya. Selain diberikan contoh secara nyata, dalam pemberian pelajaran siswa pun perlu diberikan pemahaman dan pembelajaran tentang nilai agama, moral dan sisi kemanusiaan.

Maka sudah seharusnya pemerintah, Dinas Pendidikan, pihak sekolah, keluarga, masyarakat secara bersama-sama peduli terhadap kasus ini. Kepedulian semua pihak saja kiranya tidak cukup tanpa disertasi kebijakan dan tindakan nyata untuk menekan dan menuntaskan krisis moralitas pelajar supaya tidak kembali terjadi. Para pelajar adalah generasi penerus bangsa. Jika sejak muda moralnya bejat dan meyimpang, tentu akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan generasi penerus bangsa Indonesia mendatang.




Tulisan untuk Majalah Ath Thullab



Muhammad Noor Ahsin, S.Pd.
Guru MA NU TBS Kudus

Tidak ada komentar: